Daster kini semakin digemari kaum hawa. Sebagian besar perempuan di Indonesia tentu mengenal daster. Pakaian terusan dengan pola batik berpotongan lurus dan longgar ini identik sebagai busana rumahan untuk menunjang aktivitas di rumah. Daster memiliki bahan yang ringan dan sejuk, pakaian tersebut cocok digunakan untuk bersantai ataupun sebagai baju tidur. Namun tahukah kamu, meski populer di kalangan wanita Indonesia, daster ternyata diadaptasi dari fesyen Amerika Serikat (AS)!! Uniknya lagi, daster pada awalnya bukan pakaian yang dikenakan khusus oleh perempuan. Daster atau yang disebut duster adalah jubah mantel panjang yang terbuat dari material ringan dengan potongan longgar. Fakta ini ditulis oleh editor sekaligus fotografer asal AS, Heather Munro. Konon, pada abad ke-19 di Amerika Barat, duster digunakan oleh para koboi untuk melindungi diri dari paparan debu. Kala itu, duster dianggap relevan untuk digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Pasalnya, mobil yang digunakan pada era koboi memiliki atap yang terbuka. Berbeda dengan mobil yang ada di atapnya masih terbuka dan tidak tertutup seperti halnya mobil era sekarang. Selain terbuka, mobil pada zaman itu tidak memiliki kaca depan, jendela samping, jendela belakang, serta tanpa pintu dan atap. Karenanya, para pengendara mobil ini tidak terlindungi dari terpaan angin, hujan, dan debu. Karena itu, mereka mengenakan duster sebagai baju luaran saat mengendara mobil terbuka ataupun motor untuk melindungi diri. Namun, seiring waktu berjalan, tepatnya pada akhir abad ke-20, duster semakin populer. Bahkan, menjadi must have fashion item di kalangan masyarakat AS. Tak heran, sejumlah film kenamaan AS, seperti The Good, the Bad, and the Ugly dan Once Upon a Time in the West, menjadikan duster sebagai salah satu wardrobe yang dikenakan para pemainnya. Dari segi fesyen, duster pun terus mengalami perubahan dan diadaptasi sesuai tren.
Pada 1950-an, misalnya, duster didesain lebih simpel dan panjangnya hanya selutut. Agar lebih stylish, pakaian tersebut ditambahkan kancing di bagian depan. Tak hanya saat mengendarai mobil, oleh kaum hawa jubah dengan konsep anyar tersebut juga cocok digunakan sebagai luaran untuk melindungi pakaian bagian dalam ketika sedang memasak atau membersihkan rumah. Daster di Indonesia Sementara itu, belum ada informasi pasti mengenai asal-muasal daster di kalangan perempuan Indonesia. Namun demikian, citra daster di Tanah Air kini mengalami perkembangan yang cukup positif. Tak lagi identik sebagai pakaian ibu rumah tangga yang lusuh, daster justru naik kelas dan menjadi salah satu tren fesyen. Bahkan, daster menjadi daily wear yang unik dengan aneka motif dan warna menarik yang memberi kesan classy. Modelnya pun semakin beragam. Misalnya, daster berpotongan loose panjang. Model daster seperti ini memiliki bagian lengan yang lebih lebar dibandingkan dress pada umumnya. Panjangnya pun beragam, mulai dari sebatas mata kaki, selutut, bahkan mini di atas lutut. Ada pula model vintage dengan aksen kerut di bagian lengan layaknya baju tidur putri kerajaan. Selain itu, terdapat daster tanpa lengan dengan desain minimalis yang cocok digunakan saat cuaca panas sehingga memberi kesan sejuk saat digunakan. Tak ketinggalan, daster dengan motif batik. Daster model ini tergolong klasik karena lumrah digunakan para ibu sejak zaman dahulu. Kini, daster batik pun dibuat ala kekinian dengan mengkombinasikan dua hingga tiga motif batik berbeda sehingga lebih modern dan cocok untuk anak muda.
Related